Serang, (Banten88.com) – Usai mengikuti sidang paripurna dan memberikan pernyataan tentang Keppres pemberhentian Kurdi Matin dan pengangkatan Ranta Suarta menjadi Sekda Banten, Gubernur Banten Rano Karno langsung bergerak cepat menemui sejumlah ulama untuk meminta dukungan. Lawatan dimulai dengan mengunjungi kediaman Abuya Muhtadi, putra sulung ulama kharismatik Banten mendiang Abuya Dimyati, di Cidahu, Kecamatan Cadasari, Pandeglang, Rabu, (2/9) sore.
Gubernur Rano yang datang bersama Sekda pilihan, Ranta Suharta dan sejumlah kepala Dinas, Kepala Badan dan Biro di SKPD Banten diterima Abuya Muhtadi di pondok pesantren Cidahu. Dihadapan Abuya, Gubernur Rano tanpa basa-basi meminta do’a serta dukungannya agar bisa dikuatkan untuk memimpin Banten. “Selain silaturahmi, saya datang bersama rombongan ingin meminta do’a serta dukungan agar saya mampu membawa Banten lebih baik,” tutur Rano.
Abuya Muhtadi mengaku kaget atas kedatangan rombongan Gubernur dan mengucapkan terima kasih telah berkunjung ke gubuknya. “Terimakasih, nuhun tos dongkap kadieu. Saya berharap, pak gubernur diberi kekuatan dan dapat bekerja dengan baik, sesuai harapan masyarakat, dan mampu untuk menyeleksaikan persoalan Banten,” ujar Abuya.
Dikatakan Abuya, dia berharap dalam menjalankan kepemimpinannya, Gubernur Rano karno mau memperhatikan kembali semua pondok pesantren yang sudah tersebar dimana-mana, khususnya pesantren salafi. Karena, pondok pesantren merupakan sebagai lembaga pendidikan yang mencetak generasi baik dan bermoral.
“Salah satunya itu yang perlu saya ingatkan agar pak Rano memperhatikan pesantren, dan yang tak kalah pentingnya melakukan pencegahan pemggunaan narkoba di kalangan anak muda yang sudah memprihatinkan,” katanya..
Abuya Muhtadi mengingatkan, agar Gubernur Rano senantiasa menjaga amanah yang diberikan masyarakat Banten untuk menjadi pemimpin yang berbudi luhur dan memperhatikan rakyatnya. “Kita hanya bisa mendoakan agar gubernur bekerja dengan baik dan lancar. Kita bersyukur beliau sudah menyempatkan waktunya berkunjung kesini,” katanya.
Kedatangan Gubernur Rano ke markas ulama Cidahu, Cadasari sejak sore menjelang maghrib hingga pukul 22.00 WIB belum selesai. Gubernur Rano masih terlihat asik berbincang dengan Abuya. Nampak duduk dalam lesehan, Gubernur Rano yang menggunakan koko warna putih di damping Ketua DPRD Asep Rahmatullah, Sekda Banten Ranta Suarta dan Kabiro Humas khusu mendengarkan nasihat yang disampaikan Abuya.
Rombongan Gubernur Rano tidak dijamu istimewa, dalam sajian makanan yang dihidangkan di atas ubin dibungkus karpet putih belang, hanya tersaji makanan khas kampung yang biasa disajikan kepada tamu Abuya. Namun yang harus dicatat, kunjungan Rano ke Cidahu tentu saja paling tidak secara politis dinilai bagus untuk mengurangi turbulensi gelombang aksi massa yang sudah menanti dari berbagai macam aliansi pergerakan. Tepat pukul 22.16 WIB, agenda pertemuan dengan Abuya sudah selesai. Tampak Gubernur Rano berkemas, diikuti para pengawalnya meninggalkan Cidahu. (Dang)