Banyuwangi, (Banten88.com)- Jenazah bocah malang, Angeline (8) akhirnya tiba di tanah kelahiran ibu kandungnya, di Desa Tulungrejo, Lingkungan Wadung, Pal RT 5/3), Kecamatan Glenmore, Banyuwangi. Setelah menempuh sekitar lima jam perjalanan dari RSUP Sanglah di Denpasar Bali, jenazah Angeline tiba di rumah duka, di kediaman orang tua kandung Angeline, Selasa (16/6) malam, sekitar pukul 19.38 WIB.
Kedatangan jenazah Angeline, bocah perempuan yang ditemukan tewas di rumah ibu angkatnya tersebut disambut oleh ribuan masyarakat Banyuwangi, termasuk Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Rumah orang tua kandung Angeline, Hamidah dan Rosidiq tampak ramai dipenuhi masyarakat sekitar yang sejak pagi sudah menunggu jenazah putri kedua dari pasangan Hamidah dan Rosydiq ini.
Begitu meluapnya ribuan masyarakat yang ingin mengetahui kedatangan jenazah Angeline, membuat lalu lintas menuju rumah duka menjadi macet. Petuga polisi akhirnya menutup jalan utama Banyuwangi-Jember untuk mempermudah akses rombongan jenazah agar mudah masuk ke rumah duka.
Tiba di rumah duka, jenazah disambut para pelayat yang sudah lama menanti dengan untaian shalawat dan linangan air mata. Bukan hanya pasangan Hamidah dan Rasydik orang tua kandung korban yang terlihat shok, namun sejumlah ibu-ibupun larut dalam kesedihan manakala jenazah Angeline diturunkan dari mobil ambulan menuju rumah duka.
Tiba di rumah duka, jenazah Angeline layaknya orang muslim kemudian dimandikan dan dikafani. Setelah disemayamkan sekitar 15 menit di rumah duka, jenazah Angeline disalatkan di mushala Pondok Pesantren Al Hidayah, Glenmore, Kabupaten Banyuwangi. Karena banyaknya pelayat, sholat jenazahpun dilakukan secara bergantian
Secara bersamaan, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa yang hadir di rumah duka menyampaikan rasa belasungkawa mendalam atas meninggalnya Angeline yang diketahui memiliki kecantikan luar biasa. "Kita belajar dalam kasus Angeline merupakan pembelajaran agar negara dan masyarakat memberikan perlindungan kepada anak-anak khususnya di Indonesia," kata perempuan yang selalu aktif di kegiatan sosial ini
Usai disholatkan, semula jenazah Angeline akan dibawa menggunakan ambulans ke pemakaman umum, namun ditolak oleh warga sekitar yang menginginkan agar jenazah Angeline digotong menurut kebiasaan di kampungnya. Akhirnya secara bergantian, warga menggotong peti jenazah Angeline menuju pemakaman umum, tempat peristirahatan terakhir Angeline yang berjarak sekitar 200 meter dari rumah duka.
Melihat iring-iringan warga yang membawa peti jenazah Angeline, membuat Hamidah, ibu kandung Angeline tak sadarkan diri. Badan Hamidah terkulai lemas dan jatuh pingsan. Tidak hanya Hamidah yang pingsan, tapi juga Misiah, nenek kandung Angeline, yang tidak pernah mengetahui wajah cucunya juga tak kuasa dan tak sadarkan diri. (Dang)