SERANG,(Banten88.com): Sepanjang bulan Januari 2016 kemarin, dari jumlah kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Banten sebanyak 760 kasus, 25 diantaranya hingga meninggal dunia. Sejauh ini sudah ada dua daerah yakni Kabupaten Tangerang dan Pandeglang yang dinilai potensial untuk ditetapkan statusnya menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten M. Yanuar menerangkan, berdasarkan data Dinkes Provinsi Banten dari jumlah kasus DBD sebanyak 760 kasus, kasus penyakit yang diakibatkan oleh nyamuk aedes aegypti tersebut paling banyak terjadi di wilayah Kabupaten Tangerang yakni terdapat 270 kasus, dan menyebabkan 13 orang diantaranya meninggal dunia. Kemudian diikuti Kabupaten Pandeglang sebanyak 199 kasus mengakibat empat orang meninggal dunia, di Kabupaten Serang sebanyak 50 kasus dan tiga diantaranya meninggal dunia, Kota Serang sebanyak 44 kasus dan satu orang meninggal dunia, Kota Cilegon sebanyak 30 kasus dan dua orang meninggal dunia, dan Kota Tangsel sebanyak 100 kasus dengan jumlah korban jiwa sebanyak dua orang.
“Untuk dua wilayah lainnya yakni Kabupaten Lebak sebanyak 35 kasus, dan Kota Tangerang sebanyak 32 kasus, namun di dua daerah tersebut tidak ditemukan korban jiwa,” kata Yanuar yang didampingi Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten Didin Aliyudin, Selasa, (2/2).
Dijelaskan Yanuar, untuk mengantisipasi meluasnya penyebaran penyakit tersebut. Pihaknya telah menyampaikan surat edaran kesiapsiagaan menghadapi KLB DBD tersebut kepada Dinas Kesehatan kabupaten/kota. Bahkan sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota terkait upaya bersama menghadapi KLB atau kemungkinan KLB DBD. Apalagi, sejauh ini dua daerah di Banten yakni Kabupaten Tangerang dan Pandeglang potensial terjadinya KLB. Pihaknya juga mendistribusikan logistik diantaranya adalah insektisida, larvasida dan alat penunjang cepat diagnostik DBD.
“Kita sudah turun kelapangan untuk memastikan adanya kejadian luar biasa. Bahkan kita telah melakukan upaya promosi kesehatan tentang kewaspadaan terhadap DBD melalui media Cetak dengan muatan mengenai pemberatasan sarang nyamuk, prilaku hidup bersih dan sehat dan gerakan satu rumah satu jumantik,”katanya.
Senada dikatakan, Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten Didin Aliyudin mengatakan, saat ini Dinas Kesehatan Provinsi Banten masih memiliki persediaan (Buffer Stock) berupa Insektisida, Larvasida dan penunjang cepat diagnostik DBD. “Stock obat-obatan kita sudah ready, jika sewaktu-waktu dibutuhkan kabupaten/kota,”katanya.
Didin juga mengimbau, agar masyarakat diharapkan tidak panik menghadapi pemberitaan lonjakan kasus DBD tetapi tetap waspada dengan melakukan upaya – upaya yang sederhana dan mudah dilakukan melalui gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara antara lain menguras dan menyikat tempat – tempat penampungan air, seperti bak mandi/WC, drum dan lain – lain seminggu sekali. Menutup rapat – rapat tempat penampungan air, memanfaatkan atau mendaur ulang barang – barang bekas yang dapat menampung air hujan, mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat – tempat lainnya yang sejenis seminggu sekali.
“Serta memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak dan menutup lubang - lubang pada potongan bambu/pohon dan lain – lain,”katanya. (PES).