Jakarta, (Banten88.com) – Gagasan untuk memindahkan Ibokota Jakarta ke Kalimantan kembali dihembuskan. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, dengan lantang dan berapi-api kembali mengungkit wacana perpindahan ibukota ke Kalimantan. Menurutnya, ide untuk memindahkan ibukota dari pulau Jawa ke Kalimantan sudah tepat dan harus di dengungkan lagi.
"Saya kira sudah tepat dan baik, memindahkan ibukota ke Kalteng saya kira itu harus terwujud," kata Megawati, saat memberikan kuliah umum 50 tahun Lemhanas, di Gedung Lemhannas, Jl Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (28/5).
Dihadapan para ratusan peserta pendidikan di Lemhannas, kembali putri mendiang tokoh proklamator Soekarno ini dalam geopolitiknya menyinggung isu perpindahan ibukota sudah harus dipikirkan. Mega menjelaskan masalah energi di Indonesia, terutama terkait pembangkit listrik tenaga nuklir, dan Kalimantan sebagai ibukota perpindahan.
"Saya sudah sampaikan kepada Presiden Jokowi untuk membangun sea wall, reaktor untuk PLN di sana sudah diperhitungkan sedemikian rupa, dan sea wall-nya melindungi reaktor," ujar Mega dengan khas pidato politiknya.
Dikatakan Mega, persoalan energy, ilmuwan kita ternyata seperti tidak mau berpikir ke depan. Artinya, akibat global warning, sudah diumumkan seperti air laut saat ini sudah naik satu meter dan itu mungkin masih bisa tambah naik. Untuk itu, Mega menegaskan setuju wacana memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Pangkalaraya.
Menurut putri Bung karno in, dipilihnya Kalimantan sebagai pulau yang tidak memiliki gunung berapi, lebih memungkinan untuk keuntungan geopolitik dan jauh dari hantaman laut. "Kembali saya tawarkan, saya setuju ibu kota di Palangkaraya karena Kalimantan merupakan pulau tua dan tidak kena ring of fire. Coba anda bayangkan, Jakarta makin hari makin banjir penyebabnya bukan karena buang sampah sembarangan, tapi Jakarta sudah tidak bisa menampung lagi," tandas Presiden RI ke-5 ini.
Selain membahas isu perpindahan ibukota, dalam kuliah umumnya kembali Megawati menegaskan Lemhannas bukan lembaga stempel sertifikasi kepemimpinan. "Karena lautnya juga naik. Saya katakan kepada Presiden dan Gubernur, mereka berkata seperti itu ya Bu. Lalu saya katakan, apa tidak kelelep Jakarta ini ya. Nah kembali ke Lemhanas, saya kira lembaga ini bukanlah sekedar legalitas untuk meniti karir, bukan lembaga stempel sertifikasi kepemimpinan saja, maka coba kita bangun cara berpikir yang lebih baik,"tukasnya..
Menurut Mega, Lemhannas dirancang agar para calon pemimpin dari seluruh penjuru Indonsia berkumpul, bergotong royong, bekerja kolektif dan merumuskan jalan untuk Indonesia Raya."Dulu Bung Karno menempatkan lembaga ini sebagai kawah candradimuka calon pemimpin, Lemhanas hadir sebagai think tank para pemikir pejuang yang tangguh," urainya.
Mega menyampaikan pandangan kepemimpinan dalam Presidential Lecture 50 tahun Lemhanas di gedung Lemhannas, Jl Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis. Nampak dalam acaara tersebut Gubernur Lemhannas Budi Susilo Supandji dan Sekjen PDIP Hasto Kristyanto.
"Bung Karno ingin membentuk 100 persen patriot bangsa, nasionalis sejati dan unggul dalam pemahaman geopolitik untuk kedaulatan bangsa melalui wadah ini. Saatnya kita bangkit, silahkan berpikir demi bangsa,” pungkasnya. (Dang)