Indonesia English
Jumat, 29 Maret 2024 |
Advetorial

INGIN MENDENGAR MUSIK KOES PLUS MIRIP ASLINYA, NEO JIBLES BAND HADIR

Rabu, 10 Juni 2020 19:32:41 wib - Komentar
KOES PLUS sang legenda musik pop Indonesia.

 

Jakarta (Banten88.com) :HADIRNYA Neo Jibles Band seperti sebuah keajaiban. Band imitator Koes Plus dari kota Pacitan (Jatim) yang diawaki Taufik Eko Hidayanto (25) pemain keyboard dan guitar melody. Ario Yudha Prasetya (22) pada Rhythem dan vocalis utama. Rizal Rusliansyah (21) penggebuk Drum serta Ricky Eka Atmaja pencabik Bas.

Sang pencabik bas ini vocalnya jernih mampu menggapai nada tinggi namun powernya harus terus ditingkatkan.

Mereka adalah generasi Z dibawah generasi milenial. Mereka juga tidak mengalami hidup di jaman normal atau era Orde Baru. Mereka pula tidak merasakan dahsyatnya Koes Plus merajai blantika musik pop sejak 1968 - 1980.

Namun Neo Jibles mampu menghadirkan musik Koes Plus mirip aslinya. Ketika Neo mengcover lagu Kolam Susu dari album Koes Plus Volume 8 dan merupakan lagu terbaik 1972/1973 terjual 1 juta copy kaset, permainan keyboard Taufik nyaris mirip aslinya. Sungguh mencengangkan.

Betul - betul keren, mengagumkan dan sarat dengan nilai nostalgic.

Bahkan keyboardist Koes Plus Najib Usman masih sering tidak pleg atau tidak mirip aslinya saat mengiringi Yon, Yok dan Murry. Bagi telinga yang memahami karakter permainan organ Tonny Koeswoyo, permainan Najib Usman terasa tidak ngeKoes.

Demikian pula keyboardis Koes Plus lainnya, Abadi Soesman. Ketika ia mengusung mega hits Rata - rata, vocalnya terdengar tidak  berkarakter dan tidak sekuat Tonny yang full power. Namun Abadi juga mengakui, yang sulit adalah masuk kedalam jiwa Tonny Koeswoyo.

Keyboardis Koes Plus yang mendekati adalah Bambang Tondo. Kemampuan Bambang terlihat tatkala memainkan lagu Kidung Aku dari album Natal Koes Plus 1973 dan mega hits Karena Cinta dari album ke 13 Koes Plus.

Leader Neo, Taufik Eko Hidayanto adalah sarjana ilmu Hubungan Internasional. Namun ia memiliki ketrampilan dibidang sound engineering. Sehingga keyboard Korg Crome setelah ia modifikasi, tuturnya kepada Banten88.com, mampu menghasilkan suara yang agak mirip sound Koes Plus, kalau suara persis aslinya tentu tidak bisa, tutur Taufik kepada Banten88.com.

Seperti diketahui ketika Koes Plus pindah rekaman dari Dimita Moulding ke Remaco untuk album ke 8, Tonny Koeswoyo mulai menggunakan organ Farfisa buatan Perancis.

Farfisa adalah organ yang biasa dipakai musisi papan atas Indonesia paruh 70 an seperti Charles Hutagalung (The Mercys) dan Benny Panjaitan (Panbers).

BELUM NGEYON

Neo Jibles harus diakui musiknya mirip Koes Plus. Namun diurusan vocal meski terasa semakin membaik duet suara 1 dan 2 atau suara 1, 2 dan 3 namun sang vocalis utama suaranya belum ngeYon.

Timbre suara Yon Koeswoyo menurut pengamat musik Bens Leo yang membuat laporan utama tentang Koes Plus di majalah musik Aktuil 1974, bahwa suara mas Yon itu jernih dengan jangkauan lebar dan mendayu - dayu, tutur Bens Leo.

Perihal suara vocalis Neo yang belum ngeYon, penulis sependapat dengan Okie Raharjo, Ketua Komunitas Koes Plus Jiwa Nusantara Surabaya yang juga Sejarawan Koes Plus.

" Vocalis Neo memang belum terlalu ngeYon. Tapi soal musik memang mirip Koes Plus. Mereka masih muda dan banyak energinya," tegas Okie yang juga penulis buku John Koeswoyo pendiri band Kus Bersaudara 1962.

MENGAPA KOES PLUS

Mengapa Koes Plus adalah judul laporan utama majalah musik Aktuil atau majalahnya remaja dan anak muda perkotaan di paruh 70 an. Saat itu jika anak muda tidak membaca Aktuil bakal dinilai ketinggalan.

Penulis sendiri sejak SMP tahun 1973 hingga SMA 1978/1979 sudah menjadi pecandu majalah Aktuil yang juga menyajikan lembaran sastra Puisi Mbeling dan merupakan puisi pembrontakan anak - anak muda perkotaan paruh 70 an.

Head line Mengapa Koes Plus di Majalah Aktuil mengulas tuntas tentang eksistensi Koes Plus dan membedah sosok intelektual seorang Tonny Koeswoyo serta visi kedepannya tentang arah  musik Koes Plus.

Pasca wawancara itu, Koes Plus mengguncang blantika musik pop dengan menampilkan duet dahsyat Yon dan Yok lewat album Koes Plus Selalu Dihatiku mengkedepankan mega hits Hatiku dan Hatimu. Lalu ditelurkan lagi albun musik keras Koes Plus in Hard Beat.

Dalam sampul Aktuil, mas Tonny difoto saat duduk di kursi rotan tinggi. Bagi penggemar yang pernah berkunjung ke rumah mas Tonny Koeswoyo di Jl. Haji Nawi 72 Cipete, Jaksel di era 80 an pasti pernah melihat kursi itu diteras rumah mas Ton.

Sedangkan mas Yon dan mas Yok difoto saat show. Mas Murry dijepret wartawan Aktuil sedang santap pakai tangan di meja makan.

Jika ada pertanyaan siapakah yang vocalnya mirip mas Yon. Jawabannya adalah Arwet dari band B Flat yang juga pernah memperkuat Murrys Group pimpinan Murry saat merekam Pop Jawa Regae salah satu hits nya adalah Wong Ayu.

Jujur saja, kebanyakan orang ingin melihat penampilan band imitator Koes Plus menyajikan musik sesuai dengan aslinya.

Pemain drum band imitator memiliki beban psikologi karena dituntut bermain seperti mas Murry. Pukulan drum harus mirip, jika tak mirip apalagi telat nuthug (mukul) bisa - bisa penonton pulang.

Menurut Ian Antono yang membantu Koes Plus untuk rekaman album Past Naster 1, musik Koes Plus mau dibikin aneh juga bisa. Persoalannya mas Yon mau atau tidak, saya tidak tahu, ungkap Ian Antono.

Menurut penulis aransemen Koes Plus adalah aransemen yang sudah baku. Sudah diperhitungkan dari segi idealis dan komersil.  Kalau aransemen musik Koes Plus yang sudah baku itu dimodifikasi justru terdengar " Ora Kepenak ". (SS)

LAINNYA

KOMENTAR DISQUS :

Top