Indonesia English
Kamis, 28 Maret 2024 |
Kesehatan

Karena Evolusi, Makin Banyak Orang yang Sakit Sendi

Senin, 02 Januari 2017 12:07:53 wib - Komentar
Foto: Ilustrasi nyeri sendi/ thinkstock.

Jakarta, (Banten88.com): Karena evolusi, pakar memprediksi bahwa radang sendi yang dialami manusia bisa jadi semakin buruk dari waktu ke waktu. Lantas apa pentingnya hal ini?

Berawal dari rasa penasaran Dr Paul Monk dari Nuffield Department of Orthopaedics, Rheumatology dan Musculoskeletal Sciences, Oxford University, ketika melihat jenis radang sendi yang dialami pasien-pasiennya. 

"Ada yang nyeri di bahu ketika mengangkat tangannya ke atas kepala, ada yang nyeri di lutut, atau radang di pinggul. Bahkan pada generasi muda, ada beberapa sendi mereka yang rasanya seperti ingin menonjol keluar," jelasnya.

Monk dan rekan-rekannya kemudian mempelajari 300 sampel tulang dan fosil dari berbagai spesies yang hidup dalam rentang waktu 400 juta tahun, seperti reptil, primata dan manusia purba. Spesimennya diambil dari Natural History Museum di London dan Smithsonian Institution, Washington.

Dari data-data tersebut, peneliti dapat menciptakan model-model 3D (tiga-dimensi) untuk kemudian dibandingkan satu sama lain agar bisa dilihat bagaimana perubahan tulangnya selama jutaan tahun.

Ternyata, ketika manusia akhirnya bisa berdiri tegak di atas kedua kakinya, maka saat itulah tulangnya mulai berubah. Monk menjelaskan, salah satu yang dilihatnya adalah penebalan tulang paha untuk mendukung bobot manusia.

Padahal ketika tulang paha seseorang makin tebal, maka risiko radang sendinya juga makin besar.

"Menariknya, dari waktu ke waktu bentuk tulang paha manusia juga makin lama makin lebar, yang mengindikasikan bahwa radang sendinya juga makin sering terjadi," ungkapnya seperti dilaporkan The Telegraph.

Pola yang sama juga ditemukan pada bahu. Faktanya, gap atau celah alami di bahu, di mana tendon dan pembuluh darah berada, menjadi makin sempit dari waktu ke waktu. Padahal semakin sempit celah ini, maka orang-orang makin kesulitan untuk menggerakkan lengannya, semisal mengangkatnya hingga ke atas kepala.

Peneliti berharap temuan ini bisa memberikan panduan tim medis dalam menangani masalah radang sendi yang trennya kemungkinan akan semakin meluas di masa depan. (Sumber : Detik.com)

 

KOMENTAR DISQUS :

Top