Oleh : Seno Supono
PADA Rabu 15 Maret 2023 sekitar pukul 20.30 dikediaman hari tuanya di Magelang, Jawa Tengah, musisi legendaris drumer Koes Bersaudara dan leader band No Koes, mas Nomo Koeswoyo wafat pada usia 87 tahun.
Kabar wafatnya Nomo Koeswoyo tentu mengguncang jagat permusikan Indonesia, utamanya penggemar band No Koes yakni band yang dipimpin Nomo Koeswoyo pada 1973-1976 juga penggemar band Koes Bersaudara dan Koes Plus.
Penulis pernah bertemu sosok Nomo Koeswoyo diakhir 1979.
Kala itu penulis ingin merensi album Koes Bersaudara bertajuk Glodog Plaza Biru. Penulis lalu mendatangi rumah pimpinan Koes Bersaudara mas Tonny Koeswoyo di Jl. Haji Nawi 72 Cipete, Jakarta Selatan.
Untuk kepentingan pengambilan foto. mas Tonny mengajak penulis mengunjungi rumah mas Nomo yang lokasinya didepan rumah mas Tonny dan hanya dipisahkan oleh Jl.Haji Nawi saja.
Saat itu mas Nomo sedang menerima tamu.
Kami lalu terlibat obrolan seputar album Koes Bersaudara 1979 bertitel Glodog Plaza Biru yang direkam label besar kedua setelah Remaco, yakni Purnama Record. Saat dikediaman mas Nomo, saya disuguhin teh manis dan risoles isi daging. Setelah memperoleh foto Koes Bersaudara 1979 untuk kepentingan penulisan, saya pamit pulang.
NO KOES 1973
Pasca keluar dari band Koes Bersaudara 1969, pada 1973 mas Nomo mendirikan band No Koes yang diartikan sebagai anonim Nomo Koeswoyo namun juga bisa diartikan sebagai bukan Koes Plus.
Band No Koes diisi musisi berbakat seperti Usman Guitar/Vocal/Pencipta Lagu), Said (Bas/Vocal/Pencipta Lagu) dan Sofyan (Lead Vocal/Drumer/Pencipta Lagu), Bambang Karsono (Lead Guitar) dan Pompy Surya Darma (Keyboard). Serta Nomo Koeswoyo (Leader, Arranger, Pencipta lagu dan gitar akustik).
Trio Usman, Said dan Sofyan sebelumnya adalah kugiran band Mans Group yang memiliki ciri khas vocal tinggi melengking, kompak dan padu.
Mans Group adalah band dari perusahaan Dimita Moulding yang mengisi kaset Side B pada album Panjaitan Bersaudara (Panbers).
Kemampuan vocal trio Usman, Said dan Sofyan menjadi ciri khas utama band No Koes yang kehadirannya amat disegani di blantika musik pop Indonesia.
" Pemilihan trio Usman, Said dan Sofyan karena ketiganya memiliki ciri khas yang kuat. Ketiganya saya poles untuk menyaingi kedahsyatan vocal Yon dan Yok dari Koes Plus," ungkap mas Nomo pada penulis.
Sedang pemilihan musisi Pompy dan Bambang Karsono, masih ungkap Nomo karena skill bermain musik yang bisa diandalkan.
Pada akhirnya, No Koes adalah band perkasa di atas panggung. Gaya panggungnya enerjik, duet trio Usman, Said dan Sofyan kompak dan padu. Band ini tidak saja hebat di panggung namun juga lagu-lagunya ngetop dan laris manis dipasaran.
MERAJAI RADIO
Tahun 1973 itu, saya pelajar kelas 1 disalah satu SMP di Salatiga. Setiap pagi diputar mega hits No Koes diradio swasta C2 dan C5 yakni lagu berjudul Perantauan, Sok Tahu dan Saat Kupulang Sendiri. Bahkan lagu Perantauan betengger gagah menduduki anak tangga teratas pada acara tangga lagu-lagu.
Ketika No Koes tampil perdana di TVRI membawakan antara lain mega hits Sok Tahu, Saat Kupulang Sendiri dan Siapa bilang, mas Nomo tampak gagah dan berwibawa. Mas Usman dengan rambut diikat wajahnya tetap ganteng. Sedang mas Sofyan terlihat macho dibelakang set drum fiberglas dengan hentakan kuat dan pukulan variatif serta vocal bersih dan nyaring.
Ciri khas lain dari No Koes adalah band ini tidak menggunakan organ merk Farfisa buatan Perancis seperti yang dimainkan Koes Plus dan The Mercys, namun No Koes menggunakan merk lain. Namun
organ Pompi hasilkan suara lebih keras dan lincah. Berbeda dengan Farfisa yang bersuara lembut.
Tapi sound organ ini sesuai dengan karakter lyrik lagu No Koes utamanya Pop Jawa yang kadang semi ugal-ugalan.
ANTITESA KOES PLUS
No Koes bisa dikatakan antitesa Koes Plus. Terjadi persaingan sengit antara leader Koes Plus Tonny Koeswoyo dan pimpinan No Koes Nomo Koeswoyo.
Jika Koes Plus di album ke 12 menulis lagu Cinta Buta, No Koes membuat lagi antitesanya berjudul Siapa Bilang.
Kala Koes Plus mencipta mega hits Penyanyi Tua, No Koes Tampil dengan lagu berjudul Aku Tahu.
Sementara di majalah musik Aktuil persaingan antara Nomo dan Tonny terbaca semakin sengit.
Tapi benarkah Nomo dan Tonny terlibat persaingan keras?, ternyata itu hanya kepiawaian Nomo memanfaatkan power media. Karena pembaca sangat suka topik perselisihan Nomo dan Tonny. Kenyataannya mereka saudara kandung yang akur. Ini terlihat pada Desember 1979, ketika mas Tonny mengantar saya kerumah mas Nomo, keduanya ngobrol hangat selayaknya kakak dan adik kandung.
SANG GURU
Bahkan drumer No Koes, Sofyan kepada penulis mengatakan bahwa mas Tonny Koeswoyo adalah guru dari trio Usman, Said dan Sofyan dalam bermusik.
Maka tak mengherankan jika penulis mendengarkan album Perdana Usman Bersaudara tahun 1968 yang dilengkapi musik orkestra sound dan lyriknya sangat " nge Koes Bersaudara".
Kepada penulis, Sofyan juga mengakui bahwa band No Koes melewati debut album bertitel Sok Tahu Volume 1, membuat namanya menjadi terkenal se Indonesia.
NGERI NGERI SADAP
Nomo Koeswoyo adalah type leader sensasional. Dimana dia berada selalu tercipta berita-berita sensasional dan ngeri-ngeri sadap tentang persaingan No Koes dan Koes Plus dan persaingan pribadi antara Nomo dan Tonny Koeswoyo.
Wartawan Aktuil Jakarta Billy Silabumi katakan " Mas Nomo itu orang yang mudah dikonfirmasi untuk pemberitaan. Digedor jam berapa saja ia siap wawancara. Ini beda dengan mas Tonny yang tak bisa diwawancarai setiap saat" tutur Billy.
MEGA HITS BERTEBARAN
Usia band No Koes hanya 3 tahun dari 1973 - 1976. Namun dikurun waktu yang pendek itu tercipta begitu banyak mega hits seperti : Sok Tahu, Perantauan, Mimpi Indah, Saat Kupulang Sendiri, Mandolin, Dicari, Telah Kucoba, Numpang Lewat, Rindu, Aku Tahu, Kisah Seniman, Bersuka Ria, Gadis Manja, Malam yang Indah dll.
Mega hits itu belum termasuk mega hits di album Pop Jawa, Pop Jawa Melayu, Pop Melayu dan Pop Keroncong.
KOMUNIKASI BISNIS
Tahun 1970 komunikasi bisnis dan strategi marketing belum banyak digunakan.
Tapi mas Nomo yang cerdas dan bervisi kedepan sudah menerapkan metode itu.
Ketika jumpa pers perdana di Restoran Lembur Kuring Taman Ria Monas Jakarta untuk promosi album No Koes Volume 1, ia perintahkan awak band No Koes kecuali mas Nomo untuk sembunyi dari incaran wartawan. Ini dimaksudkan kata mas Nomo agar wartawan penasaran mencari-cari personel No Koes. Dengan demikian berita No Koes setiap hari akan selalu tampil di media.
Selamat jalan mas Nomo semoga Husnul Khotimah. Amin.*