SERANG,(Banten88.com): Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) provinsi Banten Ajak Moeslim mengatakan, akan melanjutkan kerjasama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) dalam bidang pertanian dan ketahanan pangan. Sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi nuklir yang dimiliki.
Kerja sama antara Pemprov Banten dengan Batan sudah dilakukan sejak 2006 lalu dan berakhir pada 2013. Selanjutnya Pemprov Banten akan kembali melajutkan MoU dengan Batan dalam pemanfaatan hasil kajian dan rekayasa teknologi terutama pemanfaatan teknologi nuklir untuk berbagai bidang pembangunan.
“Saat ini Biro Hukum Pemprov Banten sedang menyiapkan draft MoU yang akan dilakukan dengan Batan. Mudah-mudahan pada Februari nanti kita sudah bisa MoU kembali,” katanya, Rabu, (27/1).
Menurut Ajak, diantara kerja sama yang akan dibangun antara Pemprov Banten dengan Batan tersebut, diantaranya dalam bidang pemanfaatan energi nuklir untuk pengembangan benih padi bibit unggul, peternakan dan perikanan. Rencananya, pertemuan antara Pemprov Banten dengan Batan tersebut dihadiri Gubernur Banten Rano Karno dan Kepala Batan Djarot S. Wisnubroto. Kedua belah pihak berkomitmen untuk meningkatkan kerjasama tersebut pada masa-masa mendatang.
“Sebagai contoh saja, di Banten memiliki padi kewal. Selama ini umur tanamnya sekitar tujuh bulan dan pohonnya cukup tinggi. Nah dengan hasil penelitian dari Batan ini, bisa diperpendek masa tanamnya menjadi tiga bulan dan lebih pendek tanamannya dengan kualitas hasil tanam yang lebih baik,”ujarnya.
Selain itu, kata Ajak, kerja sama tersebut juga bagian dari upaya sosialisasi mengenai pemanfaatan energi nuklir yang ramah lingkungan dan bisa dimanfaatkan untuk pengembangan pertanian atau ketahanan pangan.
“Banten juga terkenal dengan Sate Bandeng. Hanya saja ketahanan sate bandeng ini hanya beberapa hari. Dengan hasil penelitian Batan dengan energi nuklir ini, maka sate bandeng tersebut bisa bertahan cukup lama,” katamya.
Menurut Ajak, selama ini kesan di masyarakat saat mendengar kata nuklir selalu identik dengan bom atau suatu yang dianggap sangat berbahaya. “Padahal, banyak manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dari rekayasa dan pengembangan energi nuklir tersebut,” katanya.(YAN).