Indonesia English
Senin, 09 September 2024 |
Kesehatan

PENDERITA CUCI DARAH HARUS " NERIMO " KENYATAAN AGAR LANGKAH HIDUPNYA RINGAN.

Rabu, 22 Mei 2024 18:57:58 wib - Komentar
Teks foto : Penulis saat acara Silaturahmi dan Saling Menguatkan pasien cuci darah RS Sekar Kamulyan di Resto Imah Amih. Sampingnya Benny Sianturi, Ketua KPCDI RS Sekar Kamulyan.


Oleh : Seno Supono


Kuningan (Banten88.com):   SAYA sudah hampir 5 tahun cuci darah. Jujur phisik saya tak sekuat teman saya sependeritaan seperti Agus Eka, Asep dan Udin.
Agus Eka masih olahraga berat bola. Pingpong. Sedangkan Asep dan Udin mampu naik motor puluhan kilometer dari tempat tinggalnya di Kecamatan CIkijing (Majalengka) menuju rumah sakit Sekar Kamulyan, Kuningan untuk cuci darah seminggu 2 kali.
Saya jurnalis, jika ada hal Baik harus dikatakan baik,  jika ada hal tidak baik harus dikatakan tidak baik. Jurnalis dilarang berbohong.
Saya tak mau katakan, saya sudah cuci darah, badan saya sehat wal afiat. Tidak kurang sesuatu apa. Tidak seperti itu.
Sementara itu Suster Myrna perawat RS. Sekar Kamulyan yang merawat saya, mengatakan bahwa saya diruang Hemodialisa (HD) sudah setingkat suhu pengetahuannya tentang cuci darah
Tapi kata Suster Gaby, saya senior tapi tak bisa dijadikan contoh,  karena tarikan air saya diangka 5000 atau turun 4000., tutur suster Gaby sambil berseloroh. Ucapan suster Gaby memang benar dan itu harus saya jadikan cermin agar saya mengontrol minum.
Tapi kini air yang masuk ke badan saya, sudah saya eliminir menjadi 3000.  Sekarang saat cuci darah, saya tidak pernah muntah, tak pusingj dan juga tidak kram serta tak pernah sesak nafas.
Ketika  diukur tekanan darah normal, tekanan jantung normal, suhu badan normal. Lalu saya bilang ke suster Gaby, BERARTI SAYA MASIH LAMA YA MBAK? 
Saat itu ada suster Myrna yang menimpali, ya belum tentu kalau minumnya banyak, papar Suster Myrna sambil tersenyum. Suster Myrna maupun Suster Gaby memiliki human relations yang baik. 
Seluruh suster serta perawat Frans sudah wanti-wanti agar pasien cuci darah jangan  banyak minum, karena bisa sesak nafas.

KENA CORONA
Saya 2 kali kena Corona. Pertama OTG yang kedua saat wabah Delta menyerang. Dampaknya yang tadinya suka tahu tempe jadi tidak doyan. Bau masakan Padang terasa aneh. Demikian pula bau mie instant jadi aneh pula.
Yang lebih menjengkelkan setelah kena Corona, sekarang tiap 4 bulan sekali, datang semangat makan buruk. Misal lauknya sudah didatangkan dari rumah makan yg megah sekalipun, tak mampu mengangkat nasi. Dan itu bisa berlangsung 2 sampai 3 minggu.

HB IKUT BURUK
Kalau sudah begini, bagaimana mau punya HB 10 atau 12, itu hanya khayalan. Akhirnya saya pasrah, paling HB saya 8 aja sudah bersyukur yang penting tidak transfusi darah. 
Jika pasien cuci darah HB nya hanya 7, harus transfusi darah.
Saya sudah transfusi darah 2kali, masuk IGD juga 2 kali karena gula darah drop.
Saya punya gula darah kering. Kalau telat makan, keringat dingin bercucuran, badan kelojotan. Jika dibiarkan akan pingsan. Saya sudah 2 kali pingsan. Pertama saat usai cuci darah, kedua saat dirumah.
Gula darah saya kala itu hanya diangka 60.

BADAN LEMAS TERUS
Orang  bilang yg abadi didunia ini adalah PERUBAHAN. Tapi buat saya yang abadi adalah BADAN LEMAS SETIAP HARI. 
Kegiatan saya tiap hari mandi pagi, sarapan. Lalu golek-golek atau rebahan alias tiduran menunggu makan siang dan mandi sore setelahnya makan sore, lalu golek-golek lagi. Saat teduh pukul 01 dinihari saya bangun untuk berdoa. Itu yang saya lakukan setahun terakhir ini.

PROFESI TERHAMBAT
Karena badan saya lemas terus sepanjang hari, menjalankan profesi jurnalistik jadi terhambat.
Pikiran normal 100 persen, jari-jari tangan masih lincah ngetik, daya ingat tajam, tapi pasokan tenaga saya tak cukup untuk mencari berita dan melakukan wawancara.
Hobi saya sebelum ginjal remuk adalah main musik dan touring pakai sepeda motor. Saya dulu kuat berdiri berjam-jam di studio saat latihan musik, tapi kini   nyelempang guitar listrik saja sudah tidak kuat.
 Dulu sering touring ke Majalengka, Sumedang dan Bandung. Kini ngantar isteri naik motor ke Toserba Griya atau ke Toserba Surya, saya sempoyongan turun dari motor dan harus ada tempat duduk yang enak.
Saya tahu kenapa badan saya lemas, karena saya sudah tidak doyan telor. Sebelum-sebelumnya, saya habiskan 5 butir telor pindang setiap hari, lama2 bosan.

TERIMAKASIH DOKTER & SUSTER
Terimakasih yang tiada terhingga kepada dr. Andreas Sigit Ladrang, DK,
Sp.PD dokter legendaris yang rendah hati, pakar penyakit dalam RS. Sekar Kamulyan yang dengan seksama dan detail serta penuh kasih selalu memperhatikan kemajuan kesehatan pasien. Juga kepada dr.Bobby, dokter diruang HD serta para suster seperti Sr.Angela Titin, Sr.Neni, Sr. Wismaryani (Nanik), Sr.Aurele Myrna Luciana, Sr.Gabriela Enriyana (Gaby),Sr.Happy Ester dan perawat Frans yang sudah merawat saya hampir 5 tahun. Hanya Gusti Allah yang membalas kebaikan para dokter, suster dan perawat yang budiman.
Suster Titin adalah suster senior dan saya anggap dosen saya untuk ilmu Hemodialisa.

NERIMO
Usia saya sudah 64 tahun, mungkin saya sudah tahu, jika sudah masuk keruang HD, perjalanan hidup ini arahnya mau kemana?. Maka saya sudah berserah diri, nerimo dan ikhlas. Sudah saya kubur semua ambisi-ambisi saya. Semua saya serahkan kepada KERSANING GUSTI ALLAH.  Langkah hidup saya kini terasa lebih ringan.

SALUT PASIEN MUDA
Saya salut dengan teman-teman saya  pasien muda yang gagal ginjal. Mereka tidak terlihat sakit, bergerak lincah dan tetap optimis. Mereka saya amati, jika mau cuci darah raut mukanya tetap segar seolah-olah tidak sakit ginjal.
Gagal ginjal tak bisa sembuh total, tapi dengan dimanage kesehatannya, tidak banyak minum, tertib konsultasi dan disiplin kontrol ke dokter, makan dengan gizi baik dan cukup istirahat, niscaya akan panjang hidupnya.  Bahkan ada teman saya pasien lansia sudah 10 tahun cuci darah dan tetap terlihat sehat.

KOMENTAR DISQUS :

Top