Kuningan (Banten88.com) : PASIEN Hemodialisa atau Cuci Darah rawan terkena penyakit lain seperti penularan Covid 19. Seorang pasien yang sudah 3 tahun menjalani cuci darah berinitial SS mengisahkan, bahwa di era penyebaran Covid 19 Gelombang 3 ini, ternyata rekan-rekan senasib sepenanggungan dan sependeritaan di ruang Hemodialisa yang terpapar semakin bertambah. Untuk itu, ia menyampaikan rasa keprihatinan mendalam.
KEHILANGAN 3 SAHABAT
SS kepada media cyber Banten88. com mengisahkan kepedihan yang amat sangat mendalam. Ini terjadi saat Corona Delta gelombang 2 mengganas pada Agustus 2021 lalu.
3 orang sahabat senasib, sepenanggungan dan sependeritaan di ruang Hemodialisa telah berpulang.
Mereka adalah sahabat sejati tempat mencurahkan keluh kesah dan derita. Mereka juga orang-orang yang asyik saat bersenda gurau.
SS berkisah lagi, ketika kami sedang menjalani proses cuci darah, saya tanya kepada sahabat saya bang Aan orang Sunda asli yang tinggal dikecamatan Luragung, Kabupaten Kuningan.
" Abang kita dimari sampai kapan bang," tanya saya.
Lalu putra Sunda yang fasih berbahasa Jawa ini menjawab sambil mengunyah snack Taro kesukaannya.
" Awake dewe dirawat neng kene yo nganti sembuh to. Wis ojo kuatir, ojo wedi mas," jawab bang Aan kepada saya yang artinya " Kita semua dirawat disini sampai sembuh. Sudah jangan khawatir dan jangan takut, " ungkapnya membesarkan hati saya.
Bang Aan adalah perantau ulung dan sukses di Jakarta.
Ketiga putranya lulusan perguruan tinggi.
Kini bang Aan dan para sahabat lainnya telah menempuh perjalanan abadi.
" Saya sangat terpukul dan begitu kehilangan," tutur SS dengan nada pilu yang tak mampu ia sembunyikan.
SS sendiri dalam dua minggu ini sudah 2 kali Swab hasilnya selalu Negatif. "Syukur Alhamdulillah/Puji Tuhan" terang SS pada media cyber Banten88.com dengan wajah berseri-seri.
Mengingat jumlah pasien Hemodialisa yang terpapar Covid jumlahnya terus bertambah, akhirnya pihak rumah sakit tempat SS melaksanakan cuci darah, mengambil keputusan guna memutus mata rantai penularan Covid 19 dilingkungan pasien Hemodialisa, setiap pasien sebelum memasuki ruangan cuci darah harus melakukan swab seminggu sekali. Jika hasil swab Negatip, pasien tsb baru bisa mengikuti proses cuci darah. Jika hasilnya Positip, harus Isoman atau dirawat.
MELAYANI DENGAN CEKATAN
Seperti penjelasan dari dokter Rina Sufriani, dokter Puskesmas Sukamulya, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat bahwa pasien yang bisa di swab di Puskesmas adalah mereka yang bergejala atau mereka yang kontak erat dengan penderita Covid 19.
Sementara itu, SS sendiri masuk kategori kontak dengan pasien karena dalam satu ruangan yang berisi 6 pasien, 4 pasien lainnya sudah terkena Covid.
Meski SS sendiri tidak punya gejala batuk basah atau tenggorokan sakit.
Selanjutnya dr. Rina mengarahkan pasien SS untuk menemui Bidan Desa di Puskesmas Sukamulya guna di Tracking lalu Swab.
Bidan Desa Puskes Sukamulya, bidan Dewi dengan informatif dan penuh atensi, mengarahkan SS ke ruang Swab.
Diruang Swab tsb ada bidan Noki yang dengan ramah serta cekatan melayani setiap pasien (Kaga pakai lama).
Setelah pasien menyerahkan copy KTP dan kartu BPJS, bidan Noki lalu " mengogrok-ogrok" hidung pasien. Dalam hitungan menit, hasil sudah bisa dilihat. SS sendiri hasil swabnya Negatif.
Melalui media cyber Banten88.com, SS menyampaikan ucapan terimakasih kepada pimpinan dan para bidan serta staf lainnya di Puskesmas Sukamulya yang memberikan pelayanan apresiatif, cepat, ramah dan rendah hati.(SS).