Samarinda, (Banten88.com)–Sebut saja Melati (15) gadis manis yang menginjak remaja ini harus menanggung malu dan aib atas perbuatan bejat bapaknya sendiri yang telah tega mem-perkosanya. Melati bukan saja kehilangan 4 orang saudara kandungnya, dia juga harus kehilangan sosok ayah yang harus mem-pertanggungjawabkan perbuatannya.
Ditemui di Mapolsek Sungai Kujang, meski tidak tergambar kesedihan diraut wajahnya yang sayu, namun Melati yang masih duduk dibangku SMP ini tidak dapat menyembunyikan luka dihatinya saat menhadapi ujian yang terjadi dalam keluarganya. “Biarkanlah hukum yang akan menghukum bapak, saya sudah pasrahkan segalanya,” tutur Melati lirih.
Melati mengaku tidak menyesal telah melaporkan ke-bejatan sang- ayah kepada polisi, meski harus ditebus mahal dia harus kehilangan sosok ayah. Keberaniannya itu tak lain, karena dia bersama ibu dan adiknya sudah mengalami penderitaan cukup lama atas prilaku ayahnya. “Kasihan ibu, sekarang ibu bisa lebih tenang,” lirihnya berkaca-kaca.
Ayah Melati, Sadriansyah alias Upik (42) Warga Sungai Kunjang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur kini harus meringkuk di jeruji besi tahanan Polresta Samarinda. Dalam waktu satu tahun dengan leluasa dia memperkosa Melati anak kandungnya sendiri. Kepada petugas dia mengaku memperkosa anaknya karena hasratnya yang tidak terbendung . "Sepertinya pelaku punya kelainan,” kata Kapolsek Sungai Kujang Kompol Siswantoro.
Menurut Siswantoro, dari pengakuan Melati dia sudah diperkosa Sadriansyah sejak 2004 tahun lalu. Melati yang masih duduk di bangku SMP harus mengalami penderitaan amat sangat. Bahkan peristiwa perkosaan di rumahnya diketahui Ru (35) istri pelaku. "Biadab sekali perbuatan pelaku, korban pernah di perkosa di depan ibunya, karena ibunya diancam mau dibunuh pelaku, maka ibunya takut untuk melapor,” jelas Kapolsek.
Kepada petugas, Sadriyansah mengakui semua perbuatan bejatnya. Bahkan yang sangat mencengangkan, dia melakukan perkosaan kepada anaknya, selain hasratnya yang tidak tertahan, dia mengaku agar anaknya tidak dinikmati oleh lelaki lain. "Ini pengakuan pelaku, katanya daripada orang lain yang menikmati tubuh anaknya, lebih baik dia sendiri," ujar Kapolsek menirukan pengakuan Sadriyansah saat dimintai keterangan.
Petualangan ayah bejat ini ternyata harus berakhir. Jumat (15/5) lalu saat Sadriansyah mau mengulangi perbuatan bejatnya kepada anak kandungnya, dengan sigap Melati berhasil melepaskan diri, dan kabur menuju rumah sahabatnya. Kepada sahabatnya, Melati menceritakan semua peristiwa itu, dan dengan diantar pamannya Melati melaporkan peristiwa perkosaan itu kepada petugas Polsek Sungai Kujang.
"Mengetahui anaknya kabur, pelaku membakar semua buku dan peralatan sekolah milik Melati,” ungkapnya.
Selain melakukan perkosaan terhadap Melati yang juga anak kandungnya, Dari pengakuan tersangka lanjut Kapolsek Siswantoro, pelaku juga membunuh 4 orang saudara kandung Mlati. Ke- 4 balita malang yang dibunuh secara keji oleh tersangka adalah Santi Purwasih bayi perempuan berusia 1 bulan, tahun 1997, Saparudin, bayi laki-laki usia 2 bulan tahun 1998, Marhat, balita laki-laki usia 3 bulan, dibunuh tahun 2001, dan Syahrul bayi laki-laki 4 bulan yang dbunuh terakhir tahun 2008. "Semua anak kandungnya dibunuh secara keji dan tak beradab," pungkasnya. (Dang)